Blog

Alasan Klasik Dalam Berhijrah

Masa sekarang ini banyak yang mulai berhijrah dengan harapan mampu lebih mendekatkan diri kepada -Nya, sang pencipta yang Maha Esa. Tak urung juga masih banyak para perempuan yang ragu akan pilihannya.Alih alih memantapkan agama, mereka malah takut akan menjadi sulit ketika berhijrah. Kebanyakan beralasan hijab itu tidak fashionable,atau ketinggalan jaman. Kadang pun ada yang beranggapan hijab itu membuat mu terlihat so alim. Nyatanya tak semua keresahan hati kebanyakan kaum hawa itu benar.  Memang pasti akan ada pergejolakan batin dan rasio yang tidak sinkron. 

Padahal jika dilihat secara seksama pada masa modern ini fashion hijab tak kalah terkenalnya dengan fashion-fashion model pakaian lainnya.  Banyak para hijabers yang mulai mengembangkan kreatifitasnya dalam menggunakan hijab.  Tak sedikit pula para desainer desainer hijab yang semakin banyak bermunculan dengan sejuta ide yang mereka bawa. 
Maka seharusnya tak perlu ada lagi kekhawatiran dalam benak para kaum hawa untuk berhijab. Hijab juga merupakan seni yang mampu direalisasikan secara langsung.  Dalam menggunakan hijab-hijab modern di perlukan keterampilan seni agar hijab yang dipakai tidak terkesan kuno ataupun terlihat membosankan. Jadi berhijrah tidaklah membuat diri kita tertinggal dalam hal fashion,  justru dengan semakin majunya perkembangan jaman kita mampu berkreasi lebih banyak lagi.  Hijab juga tidak menghalangi aktivitas kita. Namun jika banyak yang berpendapat bahwa hijab menghalangi aktivitas,  maka bukan hijablah yang menghalangi akan tetapi pikiran yang kurang paham akan makna hijab lah yang menghalangi anda dalam beraktivitas. 

Kesenien Uyeg Teater Cantik yang Nyaris Terlupakan

      uyeg_4

       Seni Uyeg merupakan kesenian teater yang berasal dari Sukabumi tepatnya di kampung Cipetus Pelabuhan Ratu kabupaten Sukabumi. Seni ini sangat menarik terutama dilihat dari dari aspek visual property Oncor(damar). Seni Uyeg merupakan teater yang masih memiliki ciri-ciri pola struktur budaya nusantara. Dapat dilihat dari penggunaan kain berwarna hitam dan putih pada backdrop, yang disebut kelir atau bidung. Warna hitam dan putih melambangkan symbol alam yaitu Sukla-paksa dan Krisna-Paksa, yakni siang dan malam, kemarau dan hujan, panas dan dingin, wanita dan pria.
Seni Uyeg ini termasuk salah satu dari banyaknya kesenian daerah Jawa Barat yang sempat mengalami kepunahan yaitu pada tahun 1950-an. Kesenian ini mengalami kepunahan dikarenakan para pemainnya banyak yang telah meninggal. Ditambah tidak adanya penerus yang melestarikan kesenian ini. Lambat laun kesenian ini juga mulai tersisihkan oleh banyaknya kesenian-kesenian modern yang lainnya. Kurangnya minat akan generasi muda merupakan salah satu factor utama kepunahan seni uyeg ini. Banyak budaya-budaya asing yang lebih menarik perhatian dibandingkan budaya asli bangsa Indonesia sendiri.
Padahal seharusnya generasi muda mampu membuka fikiran dan melihat betapa menariknya budaya tradisional yang kita miliki. Jika ditelaah lebih dalam seni Uyeg sendiri memiliki ciri khas yang sarat akan budaya Nusantara yang mewarnai lambang megalith, adanya pembakaran kemenyan, kain pudeung hitam putih, ronggeng kembang, ronggeg panyeta dan mantra panajem menjadi salah satu ciri yang membuatnya menarik. Setting dari seni uyeg ini menceritakan tiga dunia yaitu dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah. Dalam pertunjukannya ada salah satu tokoh yang berperan menjadi Sanghyang Raja Uyeg, yang didalam mitologi sunda dianggap sebagai gelar seseorang yang memiliki daya gaib atau biasanya disebut dewa dalam religi Hinduisme.
Jadi peran generasi muda sangatlah di butuhkan dalam melestarikan budaya bangsa salah satunya Kesenian Uyeg ini. Banyak sekali budaya bangsa kita yang telah dilupakan dan tak jarang juga budaya kita yang di ambil oleh Negara lain yang lebih menghargai akan budaya tradisional yang dianggap unik dan menarik. Jika tak ingin kehilangan akan satu hal berharga yang tidak di sadari, maka cobalah untuk mulai menyadari bahwa betapa berharganya kesenian daerah yg dimiliki bangsa ini.

Di Balik Senja Sang Langit

 indri

Semburat jingga menyapa sang langit, menyebar menyelimuti cerah sang biru. Walau mentari tak lagi bersinar tinggi tapi menambah kesan manis ketika ia akan tenggelam di ufuk barat. Riak-riak air laut yang terlihat berkilauan diterpa bias sang mentari terlihat mengagumkan dimata ini. Burung-burung camar yang mulai beterbangan kembali kesarangnya, sebelum gelap datang menghampiri.

Hembus angin senja menerpa wajah ini, wajah yang tak menampakkan seulas senyum pun. Otak ini tengah bergelut dengan fikirannya sendiri. Bahkan hembus angin pun entah tak dapat kurasa seperti apa. Sepasang kaki ini terus melangkah dengan tenang, menyisakan jejak yang tak terbaca. Dengan sedikit goyah tubuh ini terus ku bawa berjalan, menatap angkasa yang entah mengapa masih mampu terlihat cerah walau kegelapan akan menyelimutinya.

Seolah berbeda dengan hati yang sedang gelisah, tak bisakah langit mengerti akan rasa yang tengah kurasa?Langit bahkan seolah tersenyum walau ia akan menjadi gelap, tapi mengapa jiwa ini begitu takut akan kegelapan yang tengah menghampirinya.

Dibalik indah sang senja ini aku menangis, menyisakan haru yang tak terlihat. Aku bukanlah sang langit yang akan terus bersinar walau gelap datang. Karena aku tak memiliki rembulan yang akan menggantikan sang mentari dikala malam.

Inilah aku, yang sedang mengagumi senja dalam tangis yang tak terlihat, dalam rasa yang tak terbaca, dalam haru yang menemani. Dibalik senja ini setidaknya aku mampu tetap melihat cahaya yang begitu indah sebelum gelap datang.