Di Balik Senja Sang Langit

 indri

Semburat jingga menyapa sang langit, menyebar menyelimuti cerah sang biru. Walau mentari tak lagi bersinar tinggi tapi menambah kesan manis ketika ia akan tenggelam di ufuk barat. Riak-riak air laut yang terlihat berkilauan diterpa bias sang mentari terlihat mengagumkan dimata ini. Burung-burung camar yang mulai beterbangan kembali kesarangnya, sebelum gelap datang menghampiri.

Hembus angin senja menerpa wajah ini, wajah yang tak menampakkan seulas senyum pun. Otak ini tengah bergelut dengan fikirannya sendiri. Bahkan hembus angin pun entah tak dapat kurasa seperti apa. Sepasang kaki ini terus melangkah dengan tenang, menyisakan jejak yang tak terbaca. Dengan sedikit goyah tubuh ini terus ku bawa berjalan, menatap angkasa yang entah mengapa masih mampu terlihat cerah walau kegelapan akan menyelimutinya.

Seolah berbeda dengan hati yang sedang gelisah, tak bisakah langit mengerti akan rasa yang tengah kurasa?Langit bahkan seolah tersenyum walau ia akan menjadi gelap, tapi mengapa jiwa ini begitu takut akan kegelapan yang tengah menghampirinya.

Dibalik indah sang senja ini aku menangis, menyisakan haru yang tak terlihat. Aku bukanlah sang langit yang akan terus bersinar walau gelap datang. Karena aku tak memiliki rembulan yang akan menggantikan sang mentari dikala malam.

Inilah aku, yang sedang mengagumi senja dalam tangis yang tak terlihat, dalam rasa yang tak terbaca, dalam haru yang menemani. Dibalik senja ini setidaknya aku mampu tetap melihat cahaya yang begitu indah sebelum gelap datang.

Leave a comment